Selasa, 15 Februari 2011

MENGAPA BERTERIAK

pondokbaca.com-Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.

Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?"

Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.

"Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan; "Ketika anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu anda."
Selengkapnya...

Senin, 07 Februari 2011

SURAT KEPADA CALON DOKTER

kaskus.us-Rekan sejawat yang terhormat,
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda.
Mungkin fakultas lain lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah
Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.

Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.

Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, mudah2an saya bantu pembayarannya.”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi berkat Tuhan lah yang senantiasa kita perjuangkan.

Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…


NB :
Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Tuhan tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.
Selengkapnya...

Selasa, 01 Februari 2011

MENIKAHLAH, KAU AKAN KAYA

Selama ini alur hidup yang banyak dianut oleh masyarakat kita adalah, hidup sudah mapan, sudah punya pekerjaan tetap, sudah punya rumah sendiri, dan telah mempunyai kendaraan yang layak, barulah seseorang dikatakan layak untuk menikah. Banyak orang tua yang menasehati anaknya,“Kalau bisa, kuliahnya cepat-cepat diselesaikan. Terus kerja. Jangan buru-buru menikah. Nanti kalau sudah mapan, sudah punya kerjaan yang tetap, punya rumah sendiri, baru tuh mulai mikirin nikah”

Ternyata logika tersebut tak sepenuhnya benar. Justru agama menyuruh kita dengan logika yang berbalikan dengan logika yang dianut oleh masyarakat kita. Jika masyarakat menganut prinsip, ‘Kalau ingin menikah, maka mapankan hidupmu dulu!’ atau dengan kalimat ringkas, ‘Kaya dulu, baru menikah’, justru logika agama menganjurkan hal yang berlawanan, ‘Jika ingin segera hidup mapan, maka menikahlah!’ atau dengan kalimat lain, ‘Kalau ingin hidup kaya, maka menikahlah!’.

Mungkin ada yang bertanya, ‘Lho, bagaimana mungkin bisa kaya dengan menikah?’.Saya pun langsung teringat pada kalimat langit yang memberi garansi ‘anti miskin’ bagi mereka yang melaksanakan pernikahan sebagai sarana untuk menjaga dirinya dari maksiat.

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih sendiri (belum menikah) di antara kalian, demikian pula orang-orang yang shalih dari kalangan budak laki-laki dan budak perempuan kalian. Bila mereka dalam keadaan fakir maka Allah akan mencukupkan mereka dengan keutamaan dari-Nya.” (Q.s An-Nur: 32)

Merenungi firman Allah yang tegas itu, saya agak khawatir, ketika kita tak menyegerakan menikah dengan alasan takut tak bisa menanggung biaya hidup berumah tangga, bukankah sikap itu adalah bentuk keraguan terhadap firman Allah?. Padahal Allah adalah Dzat Yang paling menepati janji. Ya, tak tanggung-tanggung, Allah menjanjikan kehidupan yang berkecukupan bagi orang yang menikah.

Pernikahan adalah sebagai pembuka pintu rezeki.
Benarlah nasehat para ulama bahwa pernikahan adalah sumber rezeki. Sebaliknya, perceraian bisa merugikan bagi kekayaan anda.

Survei yang melibatkan 9.000 orang menunjukkan perceraian menurunkan kekayaan seseorang hingga 77 persen. "Cerai menyebabkan menurunnya kekayaan jauh lebih
besar daripada sekadar membagi rata harta gono-gini," kata Jay Zagorsky dari Ohio State University.

Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu 1985 hingga 2000. Pada tahun 1985,
rata-rata usia pasangan yang disurvai antara 21 hingga 28 tahun.
Sebaliknya, pernikahan itu sendiri membuat seseorang lebih kaya daripada sekedar
menggabungkan kekayaan kedua pasangan. Setiap orang yang menikah, rata-rata memperoleh jumlah kekayaan dua kali lipat.

Hanya dari faktor pernikahan, tanpa melibatkan faktor lain dalam perhitungan,
seseorang meningkat kekayaannya sekitar 4 persen setiap tahun. Temuan tersebut
dijelaskan dalam Journal of Sociology.

"Jika Anda benar-benar ingin meningkatkan kekayaan, menikahlah dan pertahankan,"
kata Zagorsky. Di lain pihak, lanjutnya, hindari perceraian karena akan menurunkan kekayaan.

Setelah bercerai, pria memiliki kekayaan rata-rata 2,5 kali lebih besar daripada
wanita. Selisih di antara keduanya rata-rata berkembang menjadi sekitar 5.100
dollar AS saja.

Pada orang yang akhirnya bercerai, kekayaannya terus merosot selama empat tahun
menjelang perceraiannya dan mencapai titik terendah pada tahun perceraiannya.
Kekayaannya kembali naik perlahan setelah bercerai namun tidak terlalu besar. "Bahkan sekitar sepuluh tahun setelah bercerai, rata-rata kekayaannya di bawah 10 ribu dollar AS," kata Zagorsky.

Menurutnya, penelitian ini bukanlah sebagai pembenaran, tapi paling tidak ada
alasan yang dapat menjelaskan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa hidup bersama membuat pasangan lebih efisien dan pengeluaran lebih murah ketika hidup serumah.

Logika sederhananya insyaallah begini. Kita hidup di dunia ini ‘kan sudah dijatah oleh Allah rezeki sekian-sekian. Namun datangnya rezeki itu bisa saja terhalang oleh beberapa hal, misal malas atau gengsi. Nah, setelah menikah, kita dituntut untuk bertanggungjawab menafkahi keluarga. Bagi yang berakal sehat, tanggungjawab menafkahi inilah yang akan menghapus kemalasan dan rasa gengsi yang dulu bersemayam di hati. Kita pun akan mengerjakan usaha ekstra keras, karena di rumah sudah ada keluarga yang sedang menanti nafkah dari kita.
Selengkapnya...

Senin, 31 Januari 2011

KETIKA CINTA DITOLAK 2

gadogado-Cinta Anda bertepuk sebelah tangan? Tentunya, membuat hati Anda perih. Perasaan sakit sekaligus kesal dalam kondisi seperti itu wajar saja terjadi. Bagaimanapun juga, di dunia ini tidak ada orang yang suka bila cintanya ditolak wanita yang selama ini diidam-idamkan.

Namun, jangan biarkan sakit hati itu membuat kehidupan pribadi dan sosial Anda terpuruk. Anda akan rugi sendiri. Agar perasaan campur aduk itu tidak berlarut-larut, ikuti tips-tips sederhana agar Anda bisa bangkit kembali ikuti tips berikut

Jangan menyalahkan diri sendiri
Buat apa Anda menyalahkan diri sendiri hanya karena kegagalan cinta. Toh, hidup ini tidak akan berakhir hanya karena wanita itu menolak ketulusan cinta Anda.

Jangan biarkan diri Anda terjebak pada perasaan bersalah. Pahamilah penolakan itu. Anda tidak rugi meski si dia tidak menjadi milik Anda. Buka hati Anda pada wanita yang memang benar-benar mencintai Anda.

Perbanyak kegiatan
Daripada terus menerus bersedih dan menghabiskan seluruh waktu hanya untuk memikirkan dia, lebih baik cari aktivitas positif dan aktivitas menarik lainnya. Rencanakan pergi ke luar rumah bersama teman-teman atau keluarga. Entah itu pergi ke kajian, lintas alam, berenang, olah raga atau liburan ke tempat yang bisa bikin kamu fressh. Yang pasti, perbanyak kegiatan dan berhentilah mengharapkan dia menerima anda!

Jangan terobsesi
Jangan membaca ulang email, SMS, status Facebook atau Twitter si dia saat Anda masih berada dalam puncak harapan untuk memilikinya. Aktivitas ini hanya buang-buang waktu Anda saja.

Jangan Mengancam
Ada juga orang ketika cintanya di tolak, dia berusaha mencari kelemahan2 wanita tersebut, orang ini masuk ke acount internet wanita ini dan mencari hal-hal yang bisa dia pakai untuk mengancam dan menteror wanita ini agar mau menikah dengan dia. dan kalau wanita ini tidak juga bersedia menikahinya maka dia beberkan seluruh aib wanita ini, terutama kepada orang2 yang dekat dan kenal dengan wanita ini.
kalau keluarga perempuan tidak terima kalau aib keluarganya di bongkar, urusan ini biasanya berujung di kantor polisi, gak akan sampai ke kantor KUA.

Jangan pergi ke dukun
ini udah jelas-jelas syirik besar, kalo lu mati dan belum tobat maka lo akan kekal di neraka, itu kata Allah lo, bukan kata saya. kalaupun anda berhasil menikahi wanita itu, tapi sama juga anda nikah dengan boneka. anda bisa miliki tubuhnya tapi tidak hatinya, cinta itu datang nya dari hati bukan dari tubuh. apa anda bisa bahagia menikahi orang yang tidak bahagia bersama anda. kalo saya cari istri biarlah cantik asal ia mencintai saya.

Realistis
Sekali lagi, sadarilah bahwa penolakan ini bukan akhir segalanya. Percayalah, pengalaman telah mengajari Anda. Anda pasti akan mendapatkan yang lebih baik. Jangan membiarkan perasaan sakit hati menguasai Anda. Karena hal ini hanya akan menyiksa Anda. (pet)
Selengkapnya...

BILA CINTA DITOLAK

eko muchayat-Malam retak terbagi menjadi puluhan bahkan ratusan ribu pecahan. Bergaris zig-zag. Tiap pecahannya memantul warna kemilau seakan-akan hendak runtuh. Tapi samar. Bulan yang bulat penuh jadi hilang makna keindahannya. Lebur bersama pecahan-pecahan tadi. Udara lembab. Dingin luar biasa seakan. Pekat bersenyawa dengan sunyi.

Sebuah SMS membuat pandanganku kabur.
“Krekk…!” ada yang patah di dalam hati. Singkat berselang bak petir menggila
menyambar. Sementara saja. Tapi pikiranku jadi limbung. Rapat malam itu jadi
tak jelas juntrungnya. “Informasi dari Fulanah bahwa beliau belum bisa menerima
antum sebagai calon. Harap bersabar dan tidak berkecil hati” begitu bunyi
SMSnya. SMS dari ustadz. Oksigen malam itu seperti habis ditelan kabut. “Ok”
balasku singkat berlagak ksatria berbaju zirah.

Ah, akhirnya masa menunggu yang
membosankan itu tuntas sudah. “beliau belum bisa menerima antum…” lugasnya
begini. “Selamat boy, anda ditolak!” Waktu diberikan biodatanya aku berusaha
tsiqoh.

walaupun kriterianya tidak cocok, berusaha open heart, berusaha open
mind, berusaha open nose juga supaya bisa bernafas panjang. Sebagai
tanda siap semalam saja aku mengambil keputusan. “ya sudah… LANJUTKAN!!” dalam
hati menjerit “Bungkus…!!!” its Ok, setidaknya kebekuaan setelah
beberapa pecan itu terjawab sudah.

Seperti telur yang akhirnya matang dierami. Satu keping cangkang telah retak lalu berlubang. Disela-selanya, makhluk imut-imut bermata bengkak terkekeh-kekeh mengapit sebuah pesan digulung rapi diantara paruhnya. Isi gulungan itu, “Maaf anda belum beruntung. Ayo coba lagi.” Anak ayam itupun lalu lari tunggang langgang mengelilingiku sambil tak henti tertawa sepuasnya. Mutar-mutar sinting tak tahu diri. Dianggapnya aku ini badut berhidung bulat di tengah komidi putar.

Runtuh…hancur… karam… pecah… meleduk…!
Rasanya luar biasa. Ibarat jatuh dari tangga waktu mengambil jambu. Jatuh
gedubrak, aku terjungkal. Tangga menimpa. Jambu-jambunya juga rontok menghujani
badan. Aku bangkit. Sebuah motor melintas cepat rodanya menggilas genangan air.

Air itu menyiram mukaku. Lalu kawanan sapi yang pulang kandang bergerombol
menerjang. Aku bangun lagi. Sang pemilik jambu keluar rumah membawa golok,
celakalah aku. Aku berlari sejadinya. Sandalku putus sebelah. Bak roket golok
itu melayang. Ah, selamat, aku berhasil menghindar. Pemilik jambu tak menyerah.
Dikeluarkanlah anjing-anjing herder bertubuh besar.

Anjing ini mirip serigala. Aku terus lari. Pemilik jambu tak puas, dia mengeluarkan HP lalu meneleponjenderal bintang empat kenalannya. Tiba-tiba di depan jalan menghadang pesawat tempur, tank baja, kapal selam lengkap torpedo. Satu-satunya jalan aku lompat masuk sungai. Byurr… begitu kepalaku muncul di atas air. Ibu-ibu yang lagi nyuci baju sinis.

Bapak-bapak yang lagi berada di kotak jamban melongok keluar mrengut seram. Anak-anak yang lagi main kapal-kapalan melempariku dengan batu. Aku menjerit tak tahan. Pokoknya… Pedih, hilang muka, rontok harga diri. Diri seperti tak ada arti. Wajar kalau mereka-mereka yang lemah iman sampai bunuh diri.

Sebetulnya aku punya kesempatan untuk menyelamatkan harga diri. Sehari sebelum SMS itu aku sudah punya firasat buruk juga bosan menunggu jawaban. Kalau semalam sebelumnya jari-jariku terampil mengetik diatas HP, tentu tak begini jalan ceritanya. Sebetulnya aku sudah punya rencana. “Afwan ustadz jika masih harus menunggu lama lagi. Sebaiknya calon yang ditawarkan kemarin diganti dengan yang lain saja.” Begitulah scenario SMSnya. Tapi aku membantah kata hatiku. Jika sudah begini akhirnya dia yang menang. Dia diatas angin. Melambai-lambai sambil memberiku dua pilihan saja. Mau keriting atau yang lurus, mas?. “kasian deh lu…!”. Begitu dramatic. Dia ‘win’, aku ‘lose’. Dia ‘menolak’, aku ‘ditolak’. Jadi inget pelajaran fisika bab magnet.

Usai SMS malam itu sepanjang jalan terasa gelap. Aku bingung mau pulang kemana. Muter-muter mirip petugas keamanan malam. Kuputuskan pulang kerumah salah seorang kawan. Dia tak ada dirumah. Tapi beruntung kunci rumahnya sudah kugandakan. Malam itu sebetulnya aku bisa tidur nyenyak tapi nyamuk-nyamuk kurang ajar lagi tak tahu diri itu terus-menerus cekikikan menertawakanku. Tak nyaman di depan TV, aku pindah di dalam kamar. Di kamar mereka makin beringas. Kunyalakan kipas angin, mereka tak kapok. Aku pindah lagi di ruang tamu. Kumatikan lampu. Masih saja tak bisa tidur. Aku ke toilet. Cuci muka, buang air, wudhu. Sungguh malam seribu satu malam.

Tapi paginya aku ‘fresh’. Bukan menghibur diri. Aku bener-bener fresh. Usai shalat, minum air putih sekenyangnya. Kuambil handphone kuaktifkan salah satu fiturnya. Lalu di tengah ruangan rumah sepi tak berpenghuni itu aku merekam suaraku sendiri. Aku bilang, “kegagalan bukan akhir segalnya. Dunia ini tak selebar daun pisang. Coba
hitung berapa kilometer luas pulau jawa, berapa luas pulau Sumatra, belum lagi
pulau Kalimantan yang lebih luas. Dunia tak sempit. Masak baru ditolak sekali
saja mau bunuh diri.

Ada pengusaha sukses Jogja bilang kalau dia ditolak wanita sampai lima kali. Wanita keenam jadi istrinya. Dari wanita keenam ini lahir putrinya. Allah memberi karunia putrinya ini jadi siswa teladan se-DIY. Luar biasa bukan. Coba kalau dia ditolak sampai sepuluh wanita. Putrinya itu tentu jadi siswa teladan tingkat nasional. Aku masih punya mimpi. Mimpiku panjang. Sepanjang sungai Nil. Selebar sungai Amazon…” Layaknya asyik mendengar musik, suaraku yang cempreng ini kuputar berulang-ulang.

Jadi ada banyak cara memotivasi diri lebih
tepatnya menghibur diri. Anda bisa mencontoh caraku itu. Berteriak di ruang
kosong, meracau sejadinya, merekamnya lalu putar sampai bosan. Insya Allah
tokcer. Satu yang penting adalah, tidak berusaha mencari kambing hitam atau
menyalahkan calon tersebut. Menduga-duga, bersuudzon kepada fulanah.

Instrospeksi diri saja. Kalau kau anak jenderal, paman kau menteri, bibimu direktur perusahaan, Om mu pemilik saham indosat, atau ditelusur-telusur kau juga masih keturunan sultan. Ya… masih agak lumrah kalau kau mencak-mencak. Positif thinking aja. Positif feeling. Pakai kata-kata juga yang positif. Ingat Masaru Imoto,
professor Jepang yang menulis “The True Power of Water”. Kata-kata positif akan membuat kristal-kristal air dalam diri kita menjadi cantik dan indah. Jadi boleh juga ditambahkan waktu merekam suara sendiri itu kita bilang, “Wow… luar biasa. Ini pengalaman ditolak yang keren… sensasional… inspiratifdst”.

Terimakasih sudah membuang waktu membaca tulisan ini. Semoga menginspirasi. Tak mau kalah dengan Prita, email ini boleh disebar luaskan, dimasukkan facebook, ditransfer lewat Bluetooth/inframerah kalau bisa, dibajak, dibikin CD, dicetak sablon, diprint lalu ditempel di mading-mading, terutama ditempel di ruang tunggu toilet umum. Jadi mereka yang mengantri masuk kamar kecil bisa baca tulisan ini penuh penghayatan sambil menahan pipis.
Selengkapnya...

TETAPLAH BERMIMPI

kaskus.us-Kawan,,, Sudah sangat sering kita mendengar ajakan untuk bermimpi dan terus bermimpi. Walau terkadang mimpi itu seperti hal yang mustahil dan tak akan pernah terwujud. Namun, kita harus tetap bermimpi. Mungkin, Thomas Alfa Edison (Sang Penemu Lampu) dulu bermimpi agar malam lebih semarak dan lebih indah dengan temaram cahaya, selain cahaya bulan.

Lalu ia tuangkan mimpinya dengan 999 eksperimen pembuatan lampu yang ternyata GAGAL. Tapi, ia tak menyerah untuk melakukan percobaan yang ke-1000 dan ternyata berhasil. Pernahkah kita bayangkan jika pada percobaan ke-999, Edison merasa menyerah dan putus asa, maka mungkin pada saat ini tak akan ada Paris yang setiap malam indah dengan berbagai hiasan lampu yang menghiasinya.

Kawan,,,
Pernahkah kau tuliskan mimpi-mimpimu di selembar kertas? Atau kah kau merasa malu untuk melakukannya karena menganggap hal itu konyol? Memang, mimpi itu akan menjadi konyol ketika kita hanya bermimpi untuk tidak mewujudkannya.

Apa kau tak pernah bermimpi untuk memberikan segenggam kebanggan pada kedua orang tuamu? Atau kau tak pernah bermimpi mendapatkan pendamping hidup yang terbaik? Bukankah semua itu mimpi lalu kenapa kita harus malu untuk menuliskan seluruh mimpi kita? Apakah kita tidak percaya pada kemampuan diri untuk mewujudkan semua?

Kawan,,,
Manusia pada kenyataanya adalah mahluk yang sangat percaya diri dan pantang menyerah. Terbukti dengan kini kita bisa berdiri dengan kedua kaki kita sendiri.

Pernahkah terintas jika pada masa balita dulu sewaktu kita belajar untuk berjalan lalu kita terjatuh dan putus asa?? Mungkin tak akan ada pemain sepak bola sekelas Bambang Pamungkas atau Christiano Ronaldo. Maka, jangan pernah menganggap rendah diri kita sendri untuk mewujudkan seluruh mimpi-mimpi itu.

Kawan,,,
Kita diciptakan bukanlah untuk berkeluh kesah dengan segala permasalahan yang ada. Tapi itu adalah ilmu kehidupan yang tak akan kita dapatkan di Oxford ataupun Harvard University sekalipun. Karena unversitas kehidupan ini adalah ciptaan Sang Maha Sempurna dengan segala kesempurnaanNya

Kawan,,,
Sejak masa Sekolah Dasar ketika akan menghadapi kenaiikan kelas, maka akan selalu diadakan ujian kenaikkan kelas. Begitupun, dengan kehidupan. Ujian akan selalu datang untuk menguji seberapa pantaskah derajat kita di mata Allah dapat meningkat.

Oleh karena itu, kita harus selalu bersemangat menghadapi ujian kehidupan seperti halnya dulu kita selalu bersemangat menghadapi ujian kenaikkan kelas.

Kawan,,,
Bukalah hati untuk menerima dan mensyukuri segala apa yang ada pada diri kita.

Maksimalkan serta optimalkan agar kita mampu mendapatkan yang terbaik. Tetaplah bermimpi dan berusahalah mewujudkannya.

Selengkapnya...

Kamis, 27 Januari 2011

PULANG

deasy meutia on facebook-Ah, hari yang melelahkan, Saatnya pulang ke rumah.
Seorang temannya hanya menoleh sebentar, kemudian kembali dengan kesibukannya. Ia hanya membalas ucapan temannya yang mulai berkemas dengan senyum. Aku lembur lagi! Ucapnya singkat.

Apa kamu tidak kangen dengan isteri dan anak-anakmu? Kata temannya yang mulai beranjak menuju pintu

...Entahlah, aku merasa lebih nyaman berada di sini, sambil terus sibuk dengan
pekerjaan ini, ruangan ini sudah seperti rumahku, tambahnya begitu meyakinkan

Dia menatap temannya begitu lekat. Sebelum langkah kakinya meninggalkan sang teman, ia tergelitik untuk mengucapkan sesuatu," Menurutku, kamu bukan tidak ingin pulang.... Tapi, kamu belum paham apa arti pulang."

**
Angan-angan sederhana yang kerap muncul di kepala siapa pun ketika ia begitu lama berada di luar rumah adalah pulang. Seorang pejabatkah, pegawaikah, pengusahakah, pelajar dan mahasiswakah, titik akhir dari akumulasi kelelahannya berinteraksi dengan dinamika hidup selalu tertuju pada pulang

Kata pulang menjadi perwakilan dari seribu satu rasa yang tertuju pada kerinduan-kerinduan dengan sesuatu yang sudah menjadi ikatan kuat dalam diri seseorang. Sesuatu yang tidak mungkin untuk dipisahkan, karena dari situlah ia berasal dan di situ pula ia menemukan jati dirinya

Dalam skala hidup yang lebih luas, pulang adalah kembalinya manusia pada asalnya yang tidak mungkin dielakkan. Apa dan bagaimana pun keadaannya, suka atau tidak pun rasa ingin pulangnya, jauh atau dekat pun perginya, dan ada atau tidaknya kerinduan terhadap arah pulang yang satu ini, setiap kita pasti akan ’pulang’

Walaupun tidak sedikit orang yang merasa lebih nyaman berada di dunia ini daripada berhasrat menuju ’pulang’

Persis seperti yang diungkapkan kepada temannya

”Kita bukan tidak ingin ’pulang’

Tapi,

Kita mungkin belum memahami arti ’pulang’
Selengkapnya...