Kamis, 27 Januari 2011

PULANG

deasy meutia on facebook-Ah, hari yang melelahkan, Saatnya pulang ke rumah.
Seorang temannya hanya menoleh sebentar, kemudian kembali dengan kesibukannya. Ia hanya membalas ucapan temannya yang mulai berkemas dengan senyum. Aku lembur lagi! Ucapnya singkat.

Apa kamu tidak kangen dengan isteri dan anak-anakmu? Kata temannya yang mulai beranjak menuju pintu

...Entahlah, aku merasa lebih nyaman berada di sini, sambil terus sibuk dengan
pekerjaan ini, ruangan ini sudah seperti rumahku, tambahnya begitu meyakinkan

Dia menatap temannya begitu lekat. Sebelum langkah kakinya meninggalkan sang teman, ia tergelitik untuk mengucapkan sesuatu," Menurutku, kamu bukan tidak ingin pulang.... Tapi, kamu belum paham apa arti pulang."

**
Angan-angan sederhana yang kerap muncul di kepala siapa pun ketika ia begitu lama berada di luar rumah adalah pulang. Seorang pejabatkah, pegawaikah, pengusahakah, pelajar dan mahasiswakah, titik akhir dari akumulasi kelelahannya berinteraksi dengan dinamika hidup selalu tertuju pada pulang

Kata pulang menjadi perwakilan dari seribu satu rasa yang tertuju pada kerinduan-kerinduan dengan sesuatu yang sudah menjadi ikatan kuat dalam diri seseorang. Sesuatu yang tidak mungkin untuk dipisahkan, karena dari situlah ia berasal dan di situ pula ia menemukan jati dirinya

Dalam skala hidup yang lebih luas, pulang adalah kembalinya manusia pada asalnya yang tidak mungkin dielakkan. Apa dan bagaimana pun keadaannya, suka atau tidak pun rasa ingin pulangnya, jauh atau dekat pun perginya, dan ada atau tidaknya kerinduan terhadap arah pulang yang satu ini, setiap kita pasti akan ’pulang’

Walaupun tidak sedikit orang yang merasa lebih nyaman berada di dunia ini daripada berhasrat menuju ’pulang’

Persis seperti yang diungkapkan kepada temannya

”Kita bukan tidak ingin ’pulang’

Tapi,

Kita mungkin belum memahami arti ’pulang’

ARTIKEL TERKAIT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar