Senin, 26 Juli 2010

CATATAN SEORANG ANAK UNTUK AYAHNYA

ayah, sudah berapa kali aku menyakitimu hatimu sudah keberapa kalinya aku menyinggung perasaanmu dengan kata-kata dan sikap yang tidak pantas diucapkan seorang anak terhadap orang tuanya

ayah, sungguh betapa besar pengorbananmu untuk anak-anakmu walaupun kau tidak menyetujui keinginan anak-anakmu yang macam-macam tapi dengan terpaksa kau mengabulkannya hanya untuk menyenangkan hati anakmu yang pada akhirnya memang kata-katamu benar bahwa keinginan kami tersebut, sedikit banyak tidak begitu bermanfaat

ayah, banyak sekali kurasakan pengorbananmu terhadap kami namun sering kali keluar dari mulutku kata-kata yang menyakiti hatimu kata-kata yang seolah-olah kau tidak pernah berbuat sesuatu untuk membahagiakan anak-anakmu kata-kata yang seolah-olah kau begitu jahat dan tak pernah mengalah bagi kami namun dibalik itu semua kau berkorban diatas kepentinganmu untuk kepentingan kami anakmu

sering kali apa yang kau berikan untuk kami sebagai tanda perhatianmu terhadap anak-anakmu yang ternyata membutuhkan pengorbanan yang tidak kecil dan tidak mudah untuk kau lakukan, kami sia-siakan begitu saja seolah-olah semua yang kau berikan bagi kami, tidak ada artinya buat kami

entah dengan cara apa kami harus meminta maaf ? entah cukupkah kebahagiaan dan kebanggaan yang akan kami beri untukmu nanti ? untuk menebus kesalahan dan kebodohan kami

ayah, walau kami merasa sikap dan tindakan yang kau tunjukan dan yang kau ajarkan pada kami begitu keras, namun semua itu benar pada akhirnya semua itu ternyata berguna bagi kami sebagai bekal persiapan mental kami, bahwa ternyata hidup di dunia ini sangat keras, bahwa ternyata hidup di dunia ini sangat kejam, bahwa ternyata betul hidup didunia ini butuh perjuangan untuk menghadapinya

ayah, kau bekerja begitu keras diusiamu yang tidak muda lagi dan dengan kondisi tubuh yang tidak seperti 25 tahun lalu kau bekerja keras membanting tulang pergi kesana kemari hanya untuk menghidupi kami tertama untuk pendidikan kami yang tak pernah kau kompromikan, karena hanya hal itu yang kau utamakan bukan untuk siapa-siapa melainkan sebagai modal bagi kami untuk dimasa depan kami kelak

ah, ayah....
semoga kami masih bisa mempunyai waktu yang cukup untuk bisa membuatmu bangga, untuk bisa membahagiakan mu ayah,maafkan kami,
anak-anakmu

sumber: kaskus.us

ARTIKEL TERKAIT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar