cerita tentang ayah
Mentari itu telah redup, bias cahayanya hampir tenggelam tertutup awan mendung, luka meradang pada pepohonan tumbang tak tersiram dihalaman rumah itu.
bayangan mu ada di sudut itu, tertawa melihat ku disini sendiri berselimut sepi diantara siang dan malam.
Akar rerumputan dan sebatang pohon singkong melambai-lambai tertiup angin sore. Aku duduk disitu mengingat mu tertawa padaku mengodaku pada sebatang pohong nangka yang tak berbuah.
Oh..begini rupa hidup ini.....
Mentari telah kembali ke peraduan, kumandang azan bersahut-sahutan mengetarkan cakrawala, aku tak beranjak. Kakiku terasa kaku untuk pergi dari tempat ini, meninggalkan berjuta kisah indah bersama pujaan hati.
Dibalik sebuah pintu lapuk perselingkuhan rayap dan semut hitam, ada sepeda yang dulu ku beli dengan cinta dan kasih agar sang buah hati tersenyum di sepanjang hari. Kupandangi sepeda itu, seolah kau ada disitu Nak.....menggayuh sepeda itu, dengan lambaian tangan mu pada ku sambil berkata "Ayah aku main dulu ya".
aku berdiri, meraih sepeda warna merah itu, kugayuh sejenak di teras rumah yang tak lagi ramai.
teringat diri mu Nak !!........semoga kau tak menderita seperti ku kelak !!
Gelap telah menyelimuti hari dan mentari benar-benar tak nampak lagi.
masih seperti ini, terdiam disini.......di tempat ini, tak ada tawa, tak ada canda, tak ada lambaian tangan si buah hati, tak ada kata "Ayah aku main dulu ya". Tak ada senyum itu lagi...
Oh.....
Begini rupa hidup ini.......
sumber: kaskus.us
sumber: kaskus.us
Minggu, 25 Juli 2010
CERITA SUNYI SEORANG AYAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar