Minggu, 25 Juli 2010

AYAH, AKU SANGAT MENGASIHIMU

Hampir tak pernah terlintas dalam benakku bahwa ayahku akan meninggalkanku untuk selamanya. Semua harapan dan cita-citaku untuk membahagiakan beliau di hari tua sirna sudah. Bahkan selama ini belum pernah terucap dari bibirku “aku sayang ayah”, suatu kalimat yang seharusnya selalu diucapkan seorang anak kepada orangtuanya. Entah mengapa aku merasa malu jikalau mengatakannya. Kini aku tidak punya kesempatan lagi dan penyesalan yang kudapat. Tak ada lagi sosok ayah yang bertanya “mau pergi kemana?” saat aku hendak pergi, mengingatkanku agar berhati-hati di jalan, ataupun meneleponku saat aku pulang agak malam. Terkadang aku agak malas mendengarnya, namun saat ini dan sampai kapanpun kalimat tersebut sangat sangat sangat ingin kudengar.

Pada malam hari pada tanggal 27 november 2009 yang bertepatan dengan hari raya Idul Adha adalah hari terakhir aku bertatap muka dengan ayahku saat hendak ke toilet. Sekitar pukul 20.30, ibuku dengan panik berkata padaku yang tengah nonton naruto bahwa ayahku pingsan. Saat kuhampiri, beliau sudah diangkat oleh beberapa orang. Karena aku berpikir bahwa beliau dibawa ke rumah sakit maka dengan santainya aku mematikan komputer. Namun ternyata beliau dibawa ke teras rumah dan saat kuhampiri lagi beliau sedang dipijiti. Meski begitu aku tidak terlalu khawatir karena sewaktu aku SMA, beliau juga pernah mengalami hal yang sama, hingga ketika ibuku berkata padaku bahwa ayahku telah meninggal. Aku bergegas mendatangi ayahku dan memerikasa nadinya. Alhamdulillah nadinya masih ada, namun beberapa detik kemudian jantung beliau berhenti berdetak. Seakan tak percaya ayahku telah meningal, aku selalu memeriksa nadi beliau. Hingga akhirnya kumenangis karena kuyakin bahwa ayahku telah meninggal dunia. Hari ini benar-benar menjadi hari pengorbanan. Aku harus merelakan orang yang paling kusayangi pergi meninggalkanku.

Saat beliau dibawa dengan ambulan ke Madura, aku menangis dan berkata pada ayahku yang sudah tak bergerak lagi “aba, katanya besok sekeluarga mau ke Madura naik motor, tapi kok naik ambulan. Aba bohong”. Dan saat kupulang ke Surabaya, yang kulihat di kamar beliau hanyalah baju koko yang baru dipakainya saat sholat id dan sholat jum’at. Baju tersebut tergantung dan tak ada sosok ayah yang memakainya lagi. Saat melihat baju itu, aku selalu menangis. Seandainya aku diberi waktu 7 detik saja, maka waktu itu akan kugunakan untuk memeluk beliau dan akan kukatakan “AKU SAYANG AYAH”.

Bagi teman-teman yang masih memiliki orang tua, baik itu ayah maupun ibu – bersegeralah untuk menyampaikan padanya bahwa kamu sayang beliau karena kesempatan tersebut bisa saja tinggal hari ini, agar tidak menyesal seperti yang kualami. Dan bagi teman-teman yang ayahnya merokok mintalah padanya untuk berhenti merokok. Berilah dukungan moril dan kalau beliau mengalami kesulitan, bantulah dengan memberikan permen karet nikotin atau semacamnya.


Ada Band – Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah)

Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu buatku melambung
Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu

Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu jauhkan godaan
Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu

Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati

Ayah, aku sangat menyayangimu

sumber: kaskus.us

ARTIKEL TERKAIT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar