Senin, 21 Juni 2010

TUANKU IMAM BONJOL, MINANGKABAU DAN PERANG PADERI I

TULISLAH
MUNGKIN HARI INI KAU TIDAK DIDENGAR
TAPI SUATU SAAT TULISAN MU INI
AKAN MENJADI RUJUKAN BAGI SEJARAH



PEMBUKAAN
Sejarah adalah catatan-catatan kehidupan manusia pada masa lalu untuk dijadikan bahan perbandingan pada kehidupan manusia pada jaman sekarang. Seorang ahli sejarah mengatakan bahwa sejarah itu ditulis dari yang ingat dan yang lupa. Yang ingat artinya adalah berdasarkan dari catatan-catatan masa lalu dan perkataan atau peninggalan dari saksi-saksi sejarah. Sedangkan yang lupa adalah faktor-faktor pendukung dari kesaksian sejarah yang akan membuktikan apakah sejarah itu mengandung unsur kebenaran atau hanya sekedar rekayasa/kebohongan dari penulis sejarah.

TENTANG PENULIS
Ketika Ustadz Armen Naro masih hidup. Setiap ada kesempatan saya sering berdialog dengan beliau tentang dakwah salaf di minangkabau. Beliau adalah orang yang sangat bangga terlahir sebagai orang minang, bukan apa-apa karena di minangkabau lah awal pertama gerakan salaf dimulai di Indonesia. Ini menjadikan beliau bersemangat untuk “membangkitkan batang terandam.

Beliau punya cita-cita untuk mengembalikan semangat Imam Bonjol untuk memurnikan ajaran Islam di Minangkabau. Setiap ada kesempatan saya sering mendiskusikan tentang sejarah gerakan Islam di minangkabau. Ada tiga orang yang sangat menginspirasi beliau dalam mendakwahkan ajaran salaf ini yaitu Tuanku Imam Bonjol, ayah Buya Hamka, dan yang terakhir adalah buya Jufri Rahimahullah Dan sayapun tahu kalau beliau sedang menulis tentang “GERAKAN SALAF DI SUMATERA” tapi pada saat itu saya mengatakan bahwa saya hanya focus mengenai gerakan salaf di minangkabau. Meskipun saya pernah aktif dalam gerakan salaf di Pekanbaru dan batam. Namun saya lebih memfokuskan tentang gerakan salaf di sumbar dulu. Tapi tidak ada salahnya kalau ada yang membaca tulisan ini memberikan data-data tentang pelopor gerakan salaf di sana. Agar ada penulis-penulis lainnya yang bisa melanjutkan dan menambah khazanah tulisan ini.

Meski penulis telah memulai tulisan ini sejak tahun 1998 di batam. Tapi hal ini tidaklah mudah. Karena sedikitnya literature yang penulis miliki dan terkendala masalah biaya. Sebab untuk mencari literature-literatur tersebut bukanlah hal yang mudah.

Dan saya sangat berterimakasih kepada abang ipar saya Demi Hasfinul Nasution yang selalu mendorong saya untuk selalu menulis. Dan juga kepada ustadz Arif yang memotifasi saya untuk melanjutkan apa yang telah dimulai oleh Allahuyarham ustadz Armen Naro. Dan juga kepada saudara zico hasan di Jakarta yang bersedia mencarikan saya literature tentang sejarah minangkabau di Jakarta.

Mengenai mengapa saya memasukkan novel dan roman karya Hamka dan Pramudya Ananta Toer kedalam tulisan saya? Ini tak lain untuk menjawab pertanyaan beberapa orang yang menyatakan mengapa imam bonjol juga menyerang tapanuli dan kerajaan pagaruyung. Maka tak ada jalan lain selain kita harus mempelajari kondisi masyarakat ketika waktu itu.

Biasanya keadaan social masyarakat setempat akan tergambar dalam cerita yang disampaikan oleh para penulis roman tersebut.

BERSAMBUNG....

ARTIKEL TERKAIT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar