Pengantar:
Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN ini mengunjungi pembaca setiap hari Jumat. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis. Pembaca dapat mengirimkan pertanyaan atau berkonsultasi seputar masalah-masalah perencanaan keuangan. Pertanyaan dapat dikirim lewat email: redaksi@sinarharapan.co.id, Faksimile Redaksi Sinar Harapan (021) 3153581, surat dialamatkan ke redaksi Sinar Harapan, Jl. Raden Saleh No. 1B-1D Cikini, Jakarta Pusat 10430, dan bisa membuka di http://www.pembelajar.com/ISOL.
Dengan semakin mudahnya informasi didapat, tentunya Anda tidak akan kekurangan informasi bagaimana meningkatkan keahlian keuangan Anda. Di sisi lain, setiap hari kita dibombardir dengan berbagai tawaran-tawaran yang memberikan janji bisnis dan investasi yang luar biasa.
Sayangnya, sebagian besar dari informasi itu sebenarnya memiliki maksud tersembunyi yang bisa mengakibatkan kerugian keuangan yang besar sekali. Dalam hal ini, dibutuhkan langkah atau pedoman untuk dapat memilah-milah informasi yang sesuai dengan apa yang Anda butuhkan dan tentunya tidak merugikan Anda dalam jangka pendek maupun panjang.
Menjamurnya “penipuan investasi”
Kondisi perekonomian yang belum pulih menyebabkan masyarakat, khususnya yang berduit, untuk mencari alternatif investasi. Investasi dengan tingkat pengembalian tinggi menjadi sangat digemari oleh masyarakat berduit walau banyak kejadian perusahaan sejenis hanyalah memberikan janji bukan bukti.
Mungkin dalam jangka waktu pendek masih dapat memenuhi janjinya tapi dalam jangka panjang bagaimana? Karena kebanyak dari jenis investasi seperti ini hanyalah “gali lubang tutup lubang”, yaitu memberikan hasil keuntungan dari dana yang disetor oleh investor yang masuk belakangan. Sampai suatu waktu di mana perusahaan tidak dapat lagi mengatasi kebutuhan akan uang tunai dan pada akhirnya bangkrut dan merugikan banyak orang atau investor.
Pengalaman buruk masyarakat terkait dengan sektor perbankan masih sangat berbekas dalam ingatan mereka. Banyaknya bank yang dilikuidasi menyebabkan banyak orang yang menjadi takut untuk menempatkan dananya di bank. Karena itulah, mereka mencari alternatif investasi lain, yang mereka ras dapat memberikan keuntungan lebih besar dan aman.
Modus Operandi
Pertama adalah Perusahaan penggandaan uang yang berkedok MLM biasanya menawarkan berbagai kemudahan dan janji-janji yang menggiurkan. Penyelewengan sistem MLM ini nampak dalam skema piramida atau investasi lewat surat berantai. Pemasaran produk dengan skema surat berantai memiliki ciri-ciri khusus yang sebenarnya mudah untuk dikenali.
Ciri-cirnya antara lain pungutan biaya pendaftaran anggota yang relative besar dan sebagian digunakan sebagai kompensasi atau komisi kepada orang-orang yang merekrut atau mensponsori anggota baru. Keharusan setiap anggotanya untuk melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin (sementara harga produk umumnya telah “disesuaikan” secara tidak wajar) sebelum menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya. Dan tidak adanya perjanjian atau kontrak tertulis antara perusahaan dengan distributornya. Hampir semua janji berupa iming-iming untuk menjadi kaya mendadak disampaikan secara lisan, sehingga sulit untuk dibuktikan bila terjadi pengingkaran. Itulah beberapa ciri yang sangat menonjol dari sisitem piramida yang bisa sangat merugikan Anda.
Kedua adalah modus investasi dengan pola binari. Proses sistem binari seperti ini, bila Anda ingin ikut berinvestasi maka Anda harus menjadi anggota dengan membeli paket produk dan Anda diharuskan mencari dua orang investor baru yang juga membeli paket produk sama untuk memulai bisnisnya. Demikian pula dua investor yang dibawah Anda dan permainan pun bergulir. Bila downline jaringan sudah mencapai angka tertentu maka satu permainan (game) sudah selesai. Dan memulia permainan baru lagi dengan merekrut dua orang baru lagi. dan kedua downline akan berbuat sama dan seterusnya. Bila Anda ingin mendapatkan bonus yang lebih besar maka ia bisa membeli tidak hanya satu paket, melainkan dua, tiga atau malah lebih banyak lagi.
Dalam pola binari ini, bila keseimbangan kanan-kiri, dari dua orang bawahan akan bertambahan menjadi empat orang terus menjadi delapan orang dan seterusnya, tidak terjadi maka bonus atau keuntungan orang pertama atau upline tidak dapat diperoleh.
Ketiga adalah modus investasi dengan pola matrik. Beberapa waktu lalu, banyak perusahaan menawarkan pola investasi ini. Dengan hanya menanamkan dana minimal, dalam waktu singkat dan tanpa usaha berarti menghasilkan keuntungan berlipat. Modusnya seperti ini, Anda diminta untuk menempatkan dana, misalnya US$50-US$150 dalam bentuk draft ke alamat penyelenggara di luar negeri. Dalam hitungan bulan, Anda dijanjikan mendapatkan bonus keuntungan yang junlahnya dapat mencapai ratusan ribu dolar Amerika.
Pola investasi ini hampir menyerupai pola binari dimana Anda diharuskan untuk mencari orang baru atau tidak melakukan apapun (bantuan up-line dalam perekrutan) dan menghasilkan bonus dari hal tersebut. Masalah timbul, bila jaringan terputus ditengah, sehingga jumlah yang berkembang tidak lagi mencukupi maka Anda tidak mendapatkan seperti apa yang dijanjikan. Ditambah lagi bila Anda terdaftar sebagai anggota jaringan jenjang bawah maka akan sulit bagi Anda untuk memperoleh seperti apa yang diperoleh up-line yang jauh diatas Anda.
Keempat, investasi “bank gelap”. Jenis lembaga investasi ini menawarkan pola investasi dengan keuntungan spektakuler. Sebagai contoh, bila bunga deposito yang ditawarkan oleh perbankan adalah 10% pertahun, lembaga tersebut, konon berani menawarkan bunga 10% perbulan.
Singkatnya, lembaga tersebut, menjadi pengelola dana yang akan memutar uang masyarakat yang menanamkan dananya disana dengan janji imbalan yang sangat tinggi. Coba Anda bayangkan, bagaimana atau ditempatkan dimana dana masyarakat sehingga memperoleh tingkat keuntungan 10% perbulan atau 120% pertahun? Secara akal sehat, tidak mungkin ada investasi yang memberikan keuntungan yang begitu besar dalam waktu singkat, kecuali bisnis haram atau terlarang.
Lantas, Masalah baru timbul bila Anda menginginkan pokok investasi Anda dikembalikan. Biasanya mereka akan merayu untuk tidak menarik dana Anda bahkan disarankan untuk menambah investasi lagi. tragisnya, banyak masyarakat masih saja percaya dengan pola investasi ini.
Dengan pemutaran dana seperti ini, penyelenggara berhasil mengelabui masyarakat, paling tidak dalam jangka pendek. Sejauh masih ada tambahan investor baru, kegiatan usaha tersebut masih dapat berlanjut. Tetapi, bila investasi investor baru lebih kecil dari dana yang dibutuhkan untuk membayar bunga investasi (10% perbulan), maka matilah usaha tersebut. Berarti, uang Anda akan terkubur selama-lamanya.
Kelima adalah investasi inovatif tanpa dukungan aturan yang jelas. Contoh nyata investasi jenis ini adalah Gee Cosmos. Bentuk investasi yang ditawarkan boleh dikatakan baru dan bisa dikategorikan sebagai suatu inovasi dalam berinvestasi. Mereka menawarkan kerja sama pembiayaan iklan, dimana dana yang ditempatkan digunakan untuk membiayai iklan dari suatu produk, dan apabila penjualan produk itu mendapatkan keuntungan, Anda sebagai investor iklannya akan mendapatkan pembagian keuntungan yang besarnya tergantung dari barang apa yang diiklankan.
Tanpa adanya aturan main yang jelas jangan sekali-kali Anda masuk kedalam investasi tersebut. Untung yang diharap, buntung yang didapat.
Terakhir adalah invesasti bagi hasil yang tidak Anda ketahui proses bisnisnya. Pengalaman ini bisa kita lihat pada PT. PT. Qurnia Subur Alam Raya (QSAR) yang merugikan lebih dari 6.000 investor dengan jumlah total dana yang diinvestasikan tidak kurang dari Rp.500 miliar.
PT. QSAR merupakan salah satu dari lebih kurang 45 perusahaan yang bergerak dalam agrobisnis yang menawarkan investasi bagi hasil bagi investor yang tertarik. Umumnya tingkat pengembalian yang ditawarkan diluar akal sehat, jauh lebih tinggi dari tingkat pengembalian tabungan maupun deposito. Dalam klausul kerjasama yang dikeluarkan, PT. QSAR selalu menjanjikan tingkat pengembalian antara 15-20% perbulannya. Padahal kalau Anda pelajari proses binisnya yaitu bisnis agrobisnis akan sangat sulit untuk dapat memberikan tingkat suku bunga tersebut.
Pedoman penting menghindari “penipuan investasi”
Dengan banyak pengalaman penipuan investasi di Indonesia, seharunya kita sebagai masyarakat belajar darinya. Tapi terkadang kita mengabaikan atau melupakan kejadian yang lalu dan melakukan kesalahan yang sama.
Untuk itulah kami merasa perlunya memberikan pedoman sederhana agar Anda dapat terhindar dari berbagaai macam bujuk rayu “penipu”. Anggap pedoman berikut sebagai rintangan. Bila tawaran berikut tidak menghilangkan rintangan-rintangan ini, maka jangan membeli investasi tersebut.
1. Belajar menjadi pemikir yang kritis. Bukan pemikir negatif lo…, tetapi pemikir kritis. Pemikir yang kritis tidak segera mengambil keputusan terhadap apa yang mereka lihat atau dengar. Mereka merenungkannya, meminta bukti untuk mendukung pernyataan, dan mencoba melihatnya secara objektif.
2. Kerjakan pekerjaan rumah Anda. Coba cari informasi berkaitan dengan tawaran tersebut dari berbagai sumber, bisa kepada teman atau professional yang selama ini sudah mengetahui tawaran tersebut. Cari informasi sebanyak-banyak sebelum keputusan keuangan diambil. Sedikit penyelidikan dapat menghindari Anda dari banyak penderitaan.
3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan sepsifik dan dapatkan jawaban secara tertulis. Apa yang terjadi bila ternyata tawaran Anda tidak terbukti? Berapa rata-rata penghasilan yang didapat setelah du tahun? lima tahun? Bagaimana dengan track recordnya selama ini? tanyakan sebanyak-banyak bila mereka tidak memberikan ajwaban tertulis secara spesifik, maka tinggalkanlah.
4. Lawanlah berbagai bujuk rayu untuk bergabung hari ini. Jika tawaran ini bagus hari ini belum tentu esok hari. Taktik ini sering dilakukan dan Anda sebagai konsumen harus lebih pintar menangkalnya.
5. Jangan berinvestasi ke dalam sesuatu yang tidak Anda pahami. Sebagai investor, pelajari seluk beluk investasi yang ingin Anda pilih. Pengambilan keputusan sebaiknya berdasarkan pengetahuan serta detail operasional investasi tersebut dilakukan.
6. Kalau tawaran investasi tersebut menghilangkan semua rintangan diatas, ada bikanya bila Anda berkonsultasi dengan professional independent yang memahami perihala investasi, semisal perencana keuangan.
Jika Anda terus belajar untuk menjadi pemikir yang kritis, sebagian besar bujuk rayu “penipu investasi” tidak akan melewati rintangan pertama. Sesuatu hal yang kedengarannya terlalu muluk, mungkin memang demikian. Semoga bermanfaat.
sumber: sinarharapan.co.id
Rabu, 13 Oktober 2010
PEDOMAN SEDERHANA MENGHINDARI PENIPUAN BERKEDOK INVESTASI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar