Bicara tentang Ibu tidak bisa lepas dari perasaan cinta mengharu-biru.
Seketika hati yang beku menjadi hangat hanya karena teringat senyum tulusnya.
Seketika jiwa yang panas karena amarah menjadi sejuk hanya karena teringat lembut belaiannya.
Tak pernah terputus kasih sayangnya, namun tak pernah berhenti juga kita mengecewakannya.
Seandainya ibu adalah orang lain, yang tidak pernah mengucurkan air susunya ke dalam tenggorokan kita, pastilah dia sudah tak mau melihat muka kita lagi.
Seandainya ibu adalah orang lain, yang tidak pernah tertatih-tatih menahan beban kita dalam perutnya, pastilah dia sudah tidak sudi mencium kita.
Seandainya ibu adalah orang lain, yang tidak pernah dengan sabar menuntun kita belajar melangkah dan berucap, pastilah dia sudah tidak segan meninggalkan kita.
Begitu banyaknya kesalahan yang kita perbuat pada ibu. Seandainya kesalahan-kesalahan itu kita lakukan pada orang lain, sudah pasti mereka langsung berjalan pergi tak kembali meninggalkan kita.
Tapi ibu adalah ibu…
Hitunglah berapa kali kita berbuat salah dan menyakiti hatinya.
Hitunglah berapa kali kita berkata pedas untuk kemudian berderai air matanya.
Kesalahan kecil atau besar, dosa biasa ataupun fatal, ibu tetap mampu memaafkan kita.
*Renungan yang tak pernah mungkin tentang bagaimana bisa membalas kasih ibu*
sumber: .kompasiana.com
Rabu, 22 September 2010
SEKALI LANCUNG KE UJIAN SEUMUR HIDUP IBU TETAP PERCAYA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar