Cinta telah dikenal sejak manusia pertama diciptakan. Telah abadi dalam Al-qur’an yang suci tentang qabil yang membunuh habil hanya karena perkara cinta. Kisah seribu satu malam tentang laila majnun, yang menceritakan kisah cinta qais dan laila yang berakhir dengan kematian laila dan kegilaan qais. Shakes peare dengan kisah romeo dan Juliet, atau kahlil gibran dalam sayap-sayap patah-nya, dan Hamka dengan dibawah lindungan ka’bah. Dan banyak lagi kisah cinta yang menguras air mata ini, ratusan dan ribuan yang telah ditulis oleh manusia sepanjang masa tentang korban-korban cinta ini. Bahkan tak sedikit yang memakai cara kesyirikan untuk mendapatkan orang yang dicintai dengan mengatakan,“bila cinta ditolak maka dukun bertindak.
BAHAYA MABUK CINTA
Jatuh cinta adalah jalan yang sangat berbahaya, licin, penuh jurang, duri, mendatangkan perasaan gelisah dan gundah gulana sehingga tak ada seorangpun yang bisa aman dari padanya. Telah banyak korban yang berjatuhan hingga tak terhitung jumlahnya. Imam Ibnu Taimiyah berkata,” mabuk asmara dapat membuat penderitanya kurang akal dan ilmu, rusak agama dan akhlaknya, lalai akan kebaikan agama dan seluruh dunia. Dan akibat buruknya bisa berlipat ganda.”
Seorang penyair berkata,” ibarat burung dalam genggaman seorang bocah. Mengiringnya ke dalam jurang binasa, sambil bermain dan bersenda gurau. Jika engkau menyaksikan orang yang sedang dilanda asmara maka engkau akan berkata: tidak ada orang yang lebih celaka dimuka bumi selain orang yang dimabuk cinta. Meski hawa nafsu merasakan manisnya cinta. Engkau melihatnya menangis dari masa ke masa. Dia menangis rindu ketika kekasih jauh darinya. Dia menagis ketika dekat dengan kekasihnya lantaran takut berpisah dengannya.”
SEBAB-SEBAB MABUK CINTA
1. berpaling dari petunjuk Allah dan Rasulullah. Pada hakikatnya orang yang apabila jauh dari tuntunan Allah dan Rasul, maka akan mudah dibujuk syaitan untuk melakukan hal-hal yang dilarang agama. Seperti wanita yang menampakkan auratnya dan berhias untuk laki-laki asing. Atau seorang laki-laki dengan bebas mengumbar pandangan mata terhadap wanita yang lewat dihadapannya. Padahal Rasulullah dalam sebuah hadits mengatakan bahwa “Pandangan mata ibarat panah yang dilepaskan iblis.” Dan anak panah ini amat cepat menembus ke lubuk hati dan bereaksi amat cepat meracuni hati. Dan kalau tidak segera disembuhkan maka ia dapat membunuh korbannya.
2. jahilnya seseorang tetang bahaya yang muncul karena mabuk cinta ini.
3. kekosongan hati. Ini adalah faktor yang paling utama yang menyebabkan
seseorang mendapatkan penyakit cinta. Ibnu ‘Uqail berkata,” tidaklah penyakit asmara akan mucul kecuali atas orang yang suka melamun dan menganggur.” ibnul Qaiyim berkata,” perkara yang paling berbahaya bagi seorang hamba adalah kehampaan hati dan jiwa. Karena sesungguhnya jiwa itu tak pernah kosong. Jika tidak disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat pasti akan terisi dengan hal-hal yang membahayakan.”
4. media informasi. Baik dalam bentuk audio, video dan media cetak. Media informasi seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menanamkan nilai dan kepercayaan dalam pola pikir manusia. Media ini memberikan saham yang sangat besar dalam membangkitkan gejolak cinta dan berahi dengan menampilkan gambar-gambar wanita yang menggoda dan menampilkan kisah-kisah cinta yang romantis. Ditambah lagi dengan penghormatan dan pujian terhadap orang-orang yang dimabuk asmara. Hal ini membangun imej kalau orang yang mati sengsara dan orang berjuang mati-matian untuk mendapatkan pujaan hatinya dengan cara apapun adalah seorang pahlawan.
5. keliru dalam memahami hakikat cinta. Faktor lain terjebaknya seseorang dalam perangkap cinta adalah kesalahan dalam memahami hakikat cinta. Sebagian mereka beranggapan orang yang tak pernah jatuh cinta akan menjadi orang yang keras hati, tidak memiliki perasaan dan tidak memiliki sedikitpun kemuliaan. Seperti ungkapan sebuah syair,” jika anda tidak pernah jatuh cinta dan tidak mengetahui arti cinta. Maka jadilah batu yang keras tak memiliki rasa.”
HAKIKAT CINTA
Sesungguhnya banyak diantara kita yang tidak mengetahui bahwa ada cinta yang paling tinggi dan paling mulia, paling bermanfaat, paling sempurna yakni mencintai Allah subhana wa Taala. Sebagai muara dari segala cinta yang terpuji. Ibnul qaiyim berkata,” cinta yang bermanfaat itu terbagi tiga yaitu mahabbatullah (cinta kepada Allah), mahabbah fillah ( cinta karena Allah), dan cinta kepada sesuatu yang membantu seseorang semakin taat kepada Allah. Sedangkan cinta yang membayakan terbagi tiga pula: Al-mahabbah ma’ Allah (mencintai sesuatu disamping mencintai Allah), cinta terhadap perkara yang dibenci Allah dan cinta terhadap sesuatu yang dapat mengurangi ketaatan seseorang kepada Allah.” adapun cinta yang dimiliki manusia tidak akan terlepas dari keenam perkara tersebut diatas.
MENCINTAI SANG MAHA PENCINTA
Mahabbatullah adalah sumber segala cinta. Ia merupakan sumber iman dan tauhid. Oleh karena itu hal yang paling bermanfaat adalah ketika seorang hamba mampu mengarahkan kekuatan cintanya hanya kepada Allah semata. Yaitu dengan mencintai Allah dengan sepenuh hati, ruh dan anggota badannya. Oleh karena itu Rasulullah bersabda,” ada tiga perkara apabila ada dalam diri seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; ia menjadikan Allah dan rasulnya lebih dicintai selain keduanya, ia mencintai seseorang hanya karena Allah, ia sangat benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dicampakkan ke dalam api.” (Hr. Bukhari dan muslim)
TANGGA MENUJU CINTA ALLAH
Menggapai cinta Allah adalah puncak perjalanan spiritual seorang mukmin. Untuk mencapai derajat dicintai-Nya (al-mahbub), seorang mukmin haruslah mendaki tangga mencintai-Nya (al-muhibb) adapun jalan yang ditunjukkan oleh rasulullah dan diamalkan oleh shahabat dan para salafus shaleh setelah melakukan ibadah wajib untuk mencapai kecintaan Allah sebagiannya adalah sebagai berikut;
1. membaca al-Qur’an, memahami dan mengamalkan kandungannya. Abdullah bin Mas’ud mengatakan,” barang siapa yang mencintai al-Qur’an, maka juga ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”(Hr. Thabrani)
2. mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah. Inilah yang ditunjukkan oleh Allah dalam hadits qudsi,” dan tiada bertaqarrub (mendekat) kepadaku seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Ku sukai dari pada menjalankan kewajibannya. Dan tiada henti-hentinya hambaku mendekatkan diri kepada-Ku dengan perbuatan sunnah nafilah hingga Aku mencintainya...” (Hr. Bukhari). Dengan demikian orang yang bertaqarrub dengan ibadah-ibadah sunnah mempunyai keistimewaan tertentu yang menjadikannya menduduki derajat tertinggi.
3. selalu zikir (ingat) kepada Allah dalam segala hal. Rasulullah bersabda,” sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman; Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak (berzikir) kepada-Ku.” (Hr. Ahmad, Ibnu Majah)
4. lebih mencintai Allah dari pada dirinya sendiri bahkan dunia dan seisinya.
5. menghayati penciptaan alam semesta, kebesaran dan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Allah berfirman,” sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal...” (Qs. Ali-Imran : 190)
selesai dibuat di padang
oleh abu umar abdul aziz
tanggal 1 agustus 2005
Maraji;
1. Muhammad Ibrahim Al-Hamd, bila hati dimabuk cinta.
2. ibnu Qaiyim Al-jauziyyah, taman orang-orang jatuh cinta dan memendam rindu.
3. abdul hadi hasan wahbi, hidup dibawah naungan cinta.
4. abdul aziz musthafa, mahabbatullah ; tangga menuju cinta Allah.
Minggu, 20 Juni 2010
MEMAHAMI CINTA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar